Sabtu, 16 Mei 2009

Pendapatan Nasional

Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional merupakan tolak ukur dari makro ekonomi dalam menilai suatu keberhasilan, disamping, produk nasional, tingkat kesempatan kerja, tingkat harga, dan posisi pembayaran luar negeri.

Konsep-Konsep yang Digunakan

a. GDP dan GNP (konsep kewilayahan dan kewarganegaraan)

  • Konsep kewilayahan dikenal dengan angka GDP (Gross Domestic Product) yaitu menghitung besarnya nilai produksi barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh penduduk yang berada di wilayah negara tersebut, baik kegiatan yang dilakukan warga Negara itu sendiri maupun WNA.
  • Konsep kewarganegaraan dikenal dengan angka GNP (Gross Nationals Product) yaitu menghitung besarnya nilai produksi barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh warga negara itu sendiri baik yang berada di dalam negeri, maupun di luar negeri
  • Hubungan antara GDP dan GNP secara singkat dapat ditulis sbb:
    GDP = GNP – Net factors income from abroad

b. GNP dan Pendapatan Pribadi

  • NNP = GNP – Penyusutan 
    NNP (Net National Product) diperoleh dari pengurangan GNP terhadap penyusutan.
  • NI = NNP - pajak tidak langsung
    NI diperoleh dengan mengurangi NNP dengan pajak tidak langsung
  • DI = NI – Pajak langsung + transfer
    DI (Disposible Income) adalah pendapatan siap pakai diperoleh dengan cara mengurangi NI dengan pajak langsung kemudian ditambah dengan transfer
  • PI = DI- Pajak pribadi
    PI (Personal Income) diperoleh dengan cara mengurangi DI dengan Pajak pribadi

c. GDP riil dan GDP nominal

GDP riil mengukur nilai semua barang dan jasa dalam suatu periode tertentu menurut harga pasar pada periode dasar. Sedangkan GDP nominal mengukur nilai semua barang dan jasa dalam suatu periode tertentu menurut harga pasar yang berlaku pada periode tersebut.
Dengan mengetahui GDP riil dan GDP nominal, kita akan mendapatkan Deflator GDP( indikator untuk mengukur inflasi didasarkan atas perhitungan semua barang dan jasa yang diproduksi)
Secara matematis dapat ditulis sbb:
                    GDP nominal
GDP riil =  _________
                   Deflator GNP

Perhitungan Pendapatan Nasional

Secara teoritik, perhitungan GNP dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu :

1. Pendekatan Produksi (Production approach), pendekatan ini menghasilkan gross national product atau GNP.

Menurut pendekatan produksi, PDB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu Negara dalam jangka satu tahun. Adapun unit-unit produksi tersebut dikelompokkan ke dalam lapangan usaha sbb:
i. Sektor pertanian
ii. Sektor pertambangan
iii. Sektor industri
iv. Sektor bangunan
v. Sektor perdagangan
vi. Sektor listrik, gas, dan air minum
vii. Sektor bank dan lembaga keuangan lainnya
viii. Sektor perhubungan dan telekomunikasi
ix. Sektor pemerintahan dan Hankam
x. Sektor sewa rumah
xi. Sektor jasa-jasa lainnya.
Secara matematis pendekatan ini dapat ditulis sebagai :
  n 
 Y = รค Pi. Qi = P1.Q1 + P2.Q2 + … + P11 . Q11
  i = 1
 
 dimana :
 n = 11 sektor dalam pengukuran pendapatan nasional
 Pi = harga produk ke-i
 Qi = kuantitas produk ke- i

Kelemahan pendekatan produksi

  • Kualitas barang yang dihasilkan bervariasi, ada yang bermutu tinggi dan rendah sehingga perlu standarisasi kualitas
  • Harga bervariasi untuk komoditi yang sama, akibatnya dapat mempersulit perhitungan

2. Pendekatan pendapatan (income approach), pendekatan ini menghasilkan gross national income atau GNI.

Menurut pendekatan pendapatan, PDB adalah jumlah balas jasa yang diterima factor-faktor produksi (upah, sewa, laba, bunga,dll)* yang ikut dalam proses produksi di wilayah suatu Negara dalam jangka satu tahun.

Secara matematis dapat dituli sebagai :
Y = Y rent + Y gaji/upah + Y interest + Y profit

Kelemahan pendekatan pendapatan

  • Seringkali jasa yang sama seperti tenaga kerja tidak dihargai dengan upah yang sama misal upah tenaga kerja antara Eropa, Asia atau Amerika
  • Bunga sering berfluktuasi selama satu tahun, dll

3. Pendekatan pengeluaran (expenditure approach), pendekatan ini menghasilkan gross national expenditure atau GNE.

PDB adalah komponen permintaan akhir seperti:
a. konsumsi, 
b. investasi, 
c. pengeluaran pemerintah, dan
d. perdagangan luar negeri (ekspor dan impor)

Secara matematis, komponen diatas dapat dituliskan sebagai :
 Y = C + I + G + (X - M)
 dimana :
 Y = GNP
 C = konsumsi
 I = investasi
 G= pengeluaran pemerintah
 X = ekspor, dan
 M = impor, sehingga (X-M) adalah ekspor bersih

Pengeluaran pemerintah dibagi dua, yaitu :
a.) Goverment expenditure (G) adalah pengeluaran pemerintah dengan imbalan berupa barang-barang dan jasa, misalnya untuk membangu sebuah gedung.
b.) Transfer payment (Tr) adalah penegluaran pemerintah yang tidak memperoleh imbalan berupa barang dan jasa. Misalkan bantuan bencana alam, bea siswa, uang pensiun, dan sebagainya.

Bentuk persamaan di atas, merupakan perekonomian empat sektor atau perekonomian terbuka.
Pendekatan di atas menyebutkan bahwa pendapatan = produk = pengeluaran (GNP = GNI = GNE). Dengan demikian ketiga pendekatan tersebut menghasilkan nilai yang sama. Selain itu, ketiga istilah di atas boleh saling dipertukarkan karena memang senatiasa memberikan pengertian yang sama. 

Kelemahan pendekatan Pengeluaran adalah tidak memperhitungkan pengeluaran untuk barang yang dihasilkan sendiri. Misalkan petani penghasil beras, kemudian sebagian beras tersebut dikonsumsi sendiri tetapi tidak dihitung sebagai pengeluaran. 

*Bentuk pendapatan dari factor-faktor produksi, yaitu 
a Upah dan gaji (wages and salaries), adalah balas jasa untuk faktor produksi tenaga kerja.
b Bunga (interest), yaitu balas jasa untuk faktor produksi modal
c Sewa ( rent), adalah balas jasa untuk faktor produksi natural resources.
d Laba perusahaan bukan perseroan (profit of unincorporated firms), merupakan usaha yang dijalankan oleh perseorangan tanpa adanya ikatan-ikatan dengan sektor formil lainnya. Misalnya, hasil pertanian, dokter, guru dan sebagainya.
e dividen (dividends), yaitu bagian laba perseoan yang diterima oleh para pemegang saham.
f Pajak atas laba perusahaaan perseroan (corporation prifit tax), yaitu bagian laba yang tidak dibayarkan perusahaan pada pemegang saham, tetapi dibayarkan pada pemerintah sebagai pajak.
g Laba ditahan (undivided corporation profit) yaitu laba yang tidak dibagi kepada para pemegang saham, dengan tujuan untuk ekspansi perusahaan.
h Pajak tak langsung perusahaan (indirect business tax ), adalah pajak yang dikenakan kepada perusahaan, tetapi perusahaan membebankan pajak tersebut kedalam output yang dijualnya sehingga menyebabkan tingginya harga jual.
i Penyusutan (depreciation) adalah niali modal yang hilang selama masa pemakaiannya.


Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional

  • Mengetahui dan Menelaah Susunan atau Struktur Perekonomian (apakah kategori negara industri, pertanian, atau jasa)
  • Membandingkan Kemajuan Perekonomian dari Waktu ke Waktu (apakah naik atau turun, apa ada perubahan struktur dari agraris ke industri,dll)
  • Membandingkan Perekonomian Antar Negara atau Antar Daerah (melihat rasio antara PN dengan jumlah penduduk)
  • Merumuskan Kebijakan Pemerintah (untuk menentukan anggaran untuk masing-masing unit ekonomi)

Bank dunia membedakan empat kategori untuk menunjukkan golongan pendapatan perkapita di berbagai negara, sbb:

  1. Golongan Negara dengan pendapatan rendah (low income countries), yaitu kelompok negara yang memiliki pendapatan kurang dari US $765
  2. Golongan negara dengan pendapatan menengah yang rendah (Low middle-income countries), yaitu kelompok negara yang memiliki pendapatan perkapita antara US $766-US $3.035
  3. Golongan negara dengan pendapatan menengah yang tinggi (upper middle-income countries), yaitu kelompok negara yang memiliki pendapatan per kapita antara US $3.036-US $9.385
  4. Golongan Negara kaya (high income countries), yaitu kelompok negara yang memiliki pendapatan per kapita US $9.386 atau lebih





Minggu, 10 Mei 2009

Manajemen Permodalan Bank Syariah

MANAJEMEN PERMODALAN BANK

Modal bank:

Jumlah dana yang ditanamkan dalam suatu perusahaan oleh para pemiliknya untuk pembentukan suatu badan usaha dan dalam perkembangannya modal tersebut dapat susut karena kerugian ataupun berkembang karena keuntungan-keuntungan yang diperoleh(Teguh Pujo Muljono,1996)


Tujuan:

1. Untuk mengetahui arti penting modal bagi operasional bank dalam hubungannya dengan fungsi modal dalam mencapai profitabilitas

2. Untuk memahami cara perhitungan kecukupan modal bank (CAR/KPMM)*dan penentuan jumlah modal ideal yang harus dipenuhi oleh bank


Fungsi Modal Bank:

  1. Melindungi deposan (deposan adalah mereka yang menyimpan dananya di bank berupa giro, tabungan, dan deposito)
  2. Menjamin kelangsungan operasional. Dengan modal sendiri bank memulai kegiatan operasi mereka termasuk membangun atau membeli gedung kantor dan peralatan.
  3. Memenuhi standar modal minimum. Standar kecukupan modal sering disebut dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) atau KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum)


Modal dibedakan menjadi:(PBI. No:7/13/PBI/2005 Ttg KPMM Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah)

I. Modal inti (tier 1):

1. Modal Disetor

2. Cadangan tambahan modal:

· Faktor Penambah

- Agio Saham

- Modal Sumbangan

- Cadangan Umum

- Cadangan Tujuan

- Laba tn lalu stlh pjk

- Laba th berjalan stlh perkiraan pjk (50%)

- Selisih Lap.keu cbg LN

- Dana setoran modal

· Faktor Pengurang

- Disagio

- Rugi th lalu

- Rugi th berjalan

- Selisih krg lap keu cbg LN

- Penurunan penyertaan portofolio tersedia u dijual

II. Modal Pelengkap (tier 2):

· Selisih penilaian kembali AT

· Cadangan umum dr PPAP setinggi-tingginya1,25% dr ATMR

· Modal pinjaman

- Berdasar prinsip qard

- Tdk dijamin o/ bank penerbit &sifatnya = modal &dibyr pnh

- Tidak dpt ditarik atas inisiatif pemilik tanpa persetujuan BI

· Investasi subordinasi max 50% dr modal inti dg criteria:

- Berdasar prinsip mudharabah atau musyarakah

- Ada perjanjian tertulis antara bank dg investor

- Ada persetujuan dr BI

- Tdk dijamin o/ bank ybs dan disetor penuh

- Jk wkt min. 5 tahun

- Pelunasan sblm jatuh tempo hrs ada persetujuan BI

- Jk terjadi likuidasi hak tagih berlaku paling akhir

· Peningkatan nilai penyertaan pd portofolio yg tersedia dijual max 45%

III. Modal Pelengkap Tambahan (tier 3):

· Digunakan u/memperhitungkan resiko pasar

· Investasi subordinasi jk pendek sesuai kriteria BI:

- berdasar prinsip mudharabah atau musyarakah

- disetor penuh

- ada klausula yg mengikat yaitu tdk dpt dilakukan penarikan angsuran pokok, apabila pembayaran tsb menyebabkan KPMM bank tdk terpenuhi

- terdpt perjanjian penempatan investasi subordinasi yg jls+jadwal pelunasannya

- ada perse7an dr BI

· Memperhitungkan risiko psr dg kriteria:

- tdk melebihi 250% dr modal inti yg dialokasi u/risiko psr

- tier 2 dan tier 3 max 100% dr modal inti

· Tier 2 yg tdk digunakan dpt ditambahkan u/ tier 3

· Investasi subordinasi yg melebihi 50% dr modal inti dpt digunakan u/tambahan tier 3


Rasio Kecukupan Modal

Rasio Kecukupan Modal disebut juga CAR= KPMM(Kewajiban Penyediaan Modal Minimum) adalah Rasio minimum yg didasarkan pd perbandingan antara modal dengan aktiva berisiko

Modal (Modal Inti + Modal

Pelengkap – Penyertaan)

CAR/KPMM =____________________

ATMR (Risiko Kredit dan

Risiko Pasar)

ATMR(Aktiva Tertimbang Menurut Resiko)

Adalah Resiko penyaluran dana dan resiko pasar, dalam hal ini resiko nilai tukar.

Misalnya diketahui modal bank sebesar Rp

Dengan mengetahui Rasio Kecukupan Modal (CAR) dapat diketahui berapa modal minimal yang harus dicapai bank apabila Bank Sentral menetapkan standar CAR tertentu dan bank memiliki sejumlah ATMR.

Jika ingin mengetahui berapa modal minimum yang harus dimiliki bank, dengan CAR = 8% (ketentuan minimal) sedang misalnya ATMR sebesar Rp 1.500 milyar, maka dapat dihitung:

Modal Bank (minimal) = ATMR x 8%

= 1.500 x 8%

= 120 milyar

  1. Hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan CAR, antara lain sbb:
    1. Dasar perhitungan kecukupan modal

Perhitungan didasarkan pada ATMR yang mencakup aktiva dalam neraca maupun aktiva administratif. Terhadap masing-masing aktiva tersebut ditetapkan bobot risiko yang besarnya didasarkan pada kadar risiko yang terkandung dalam aktiva itu sendiri atau bobot risiko yang didasarkan pada kadar golongan nasabah, penjamin, atau sifat barang jaminan

    1. Menghitung ATMR

ATMR diperoleh dengan jalan:

- mengalikan nominal masing-masing pos aktiva neraca dan aktivva administratif dengan bobot risiko (lihat tabel perhitungan car)

- menjumlahkan semua nominal hasil perkalian pos aktiva neraca maupun aktiva administratif.


  1. Latar Belakang dan Standar CAR

Pada dekade 1980-an terdapat ketimpangan struktur sistem perbankan internasional dengan indikasi:

    1. krisis pinjaman negara-negara Amerika Latin telah mengganggu kelancaran arus putaran uamh internasional
    2. persaingan”unfair” antara bank-bank Jepang dengan bank Amerika dan Eropa di pasar keuangan internasional. Bank-bank Jepang memberikan pinjaman amat lunak (bunga rendah) karena ketentuan CAR di Jepang amat ringan , yaitu antara 2%-3 %
    3. akibat persinagn tersebit, maka situasi pinjaman internasional menjadi terganggu dan turut pula mempengaruhi situasi perdagangan internasional. Hal ini dapat mempengaruhi likuiditas internasional

Berdasar ketiga indikasi tersebut, maka Bank for Internasional Settlements (BIS) menetapkan ketentuan dan perhitungan CAR yang harus diikuti oleh bank-bank di seluruh dunia, sebagai dasar kompetisi yang fair dalam pasar keuangan global. Rasio minimum CAR yang ditentukan oleh BIS adalah sebesar 8%.

  1. Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya CAR sebuah bank antara lain:
    1. Tingkat kualitas manajemen bank
    2. Tingkat likuiditas yang dimilikinya
    3. Tingkat kualitas asset
    4. Struktur deposito
    5. Tingkat kualitas dari sistem dan prosedurnya
    6. Tingkat kualitas dan karakter dari pemilik saham